Rabu, 07 November 2012

Leo Wattimena Pilot Jenius Sekaligus "Edan"


Dari 60 kader yang dikirim pemerintah Indonesia untuk mengikuti pendidikan penerbang Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TOLOA), beberapa diantaranya memiliki karier yang menonjol di kemudian hari. Salah satunya adalah Leo Wattimena. Dia menyandang segudang gelar yang melekat pada dirinya. Mulai dari "orang gila", pemberani, good pilot, penerbang yang cerdik, jenius, orang yang sangat memahami pesawat terbang, sampai julukan "G maniac" yang diberikan oleh penerbang-penerbang pesawat tempur India, karena kagumnya kepada Leo.


Bakatnya Sudah Terlihat Sejak Tamat SMA
Bakat terbang Leo, anak ke empat pasangan keluarga protestan HL Wattimena dan UR Wattimena yang lahir di Jakata, 3 Juli 1927 sudah terlhat bakatnya sejak tamat SMA di Jakarta tahun 1950. Le, panggilan akrabnya, kemudian mencalonkan diri menjadi penerbang saat Markas Besar AURI membuka kesempatan pada tahun itu. Bersama kadet lainnya, bulan November 1950 Leo di berangkatkan ke California untuk mengikuti pendidikan di Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA).

Pilot jenius terbaik indonesia
Leo Wattimena
Dalam pendidikan di California itu, Leo telah menunjukan bakatnya sebagai penerbang unggul. Dia merupakan lulusan terbaik dari 45 kadet yang menjadi penerbang, dan selebihnya menjadi navigator. Predikat lulus terbaik mempunyai arti bagi dirinya. Bersama 18 koleganya, Leo diharuskan melanjutkan pendidikan instruktur selama tujuh bulan di TALOA. Sekembalinya, Leo bertugas di Skadron 3 Lanud Halim Perdanakusuma sebagai pilot tempur merangkap instruktur pesawat P-51 Mustang.


Pilot Asing pun "Angkat Topi" dengan Leo
Tiga tahun kemudian, Leo bersama Rusdin Nurjadin dikirim ke Inggris untuk mengikuti pendidikan instruktur lanjutan di Royal Air Force dan lulus dengan predikat satu. Indonesia saat itu sedang memesan delapan jet tempur de Havilland DH-115 Vampire, pesawat jet pertama AURI. Leo Wattimena dan Rusmin Nurjadin diarahkan untuk menjadi pilot-pilot pertama dengan pesawat tersebut.

Mungkin karena memang sangat berbakat dan bersemangat menerbangkan pesawat terbang, begitu diberi kesempatan mencoba Vampire, Leo sudah mengundang decak kagum pilot tempur Inggris dengan manuver-manuver yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah mengumpulkan ribuan jam terbang. Padahal jam terbang Leo dengan pesawat tempur buatan Inggris itu baru "seumur jagung". Tak heran jika dengan bakatnya Leo bisa mendapatkan multi ranting. Mulai dari L-4J Piper Club, P-51 Mustang, DH-115 Vampire sampai Mig-17 dan jet tempur supersonik MiG-21 Fishbed.

"Tak heran jika dengan bakatnya Leo bisa mendapatkan multi ranting. Mulai dari L-4J Piper Club, P-51 Mustang, DH-115 Vampire sampai Mig-17 dan jet tempur supersonik MiG-21 Fishbed"

Bakat luar biasa yang ditunjukan saat menerbangkan DH-115 Vampire untuk pertama kalinya itu, mengantarkan Leo untuk kemudian dipercaya memimpin armada Vampire Skadron 11 Lanud Kemayoran (1 Juni 1957). Tercatat bahwa waktu itu Indonesia sudah memiliki 16 jet tempur buatan Inggris ini.

Pesawat petarung jarak jauh terbaik perang dunia II
P-51 Mustang adalah pesawat petarung jarak jauh buatan Amerika Serikat
Predikat "sangat paham pesawat terbang" memang bukan omong kosong bagi Leo. Dia tunjukan ketika Sumarsono, penerbang MiG-21 Fishbed Skadron Udara 12 jatuh di Kemayoran. Keesokan harinya, Leo bersama Rusmin segera turun tangan untuk menyelidiki penyebab Sumarsono gugur. Leo lalu menerbangkan pesawat buatan Uni Soviet itu, tapi baru sekali take off and landing. Leo sudah turun. Leo pun langsung berkomentar : "Ini pesawat jelek". Meskipun begitu, dia tetap menerbangkan pesawat supersonik delta tersebut. Saat itu, supersonik delta merupakan pesawat unggulan Uni Soviet.

Di luar negeri Beruang Merah (UNI Soviet), hanya Indonesia yang punya hingga dan sanggup membuat tetangga down-under Australia ketar-ketir. Ditambah lagi AURI diperkuat dengan pesawat Tupolev Tu-16 Badger (bomber). Konon Katanya karena pesawat itu unggulan Uni Soviet, Amerika ingin memilikiya untuk mempelajari kelemahan pesawat tersebut. Karena politik Indonesia yang berubah dan di embargo oleh Uni Soviet, pesawat ini pun sempat berpindah tangan beberapa unit ke Amerika dengan persyaratan pembelian pesawat dan akan "diganti" pesawat F-86 Sabre.


Terbang di Bawah Kolong Jembatan Ampera
Kemahiran menerbangkan pesawat ditunjukan Leo dalam suatu kesempatan dengan MiG-17. Dia terbang di kolong jembatan Ampera Sungai Musi, Palembang. Saat itu Leo terbang dengan wingman-nya, Marsda (Pur) Sudjatio Adi. Dibawanya pesawat seperti menukik mau menghujam dasar sungai Musi, lalu pull up sebelum mencapai permukaan air dan terbang menyambar dibawah Jembatan Ampera. Tak hanya itu "terbang gila" penuh bahaya yang Leo lakukan. Dia juga pernah terbang menyalip diantara tower dan tiang bendera lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Bila Leo terbang straight and level, pasti menabrak. Jadi untuk dapat lolos, ujung sayap yang satu ditarik Leo ke bawah. Alhasil, pesawat dengan indahnya menyalip terbang diantara dua penghalang tersebut.

Leo Wattimena bermanuver dibawah jembatan Ampera
Bisa anda lihat betapa "sempitnya" kolong jembatan Ampera
Mereka yang se-jaman dengan penerbang ulung ini, mengatakan, "Leo itu identik dengan Mustang", kenang Marsma (Pur) Agustinus Andy Andoko tentang rekannya. Sampai-sampai berangkat kerja dari  Bandung ke Jakarta, Leo menggunakan Mustang. Begitu sayangnya dia dengan Mustang ini, seorang sopir truk pernah dihajar telak wajahnya hanya gara-gara truknya melintas dekat landasan sehingga debu berterbangan mengotori P-51 Mustang Leo.

"Salah sedikit, pukul. Meja kotor, pukul. Tidak disiplin, pukul. Tapi Leo tidak akan menghajar orang skadronnya, esprit de corps-nya tinggi." kisah (alm) Marsekal (Pur) Ashadi Tjahyadi kepada Angkasa.


Jabatan dan Misi Tempur Leo
Sebagai fighter pilot, Leo kenyang asam garam perang udara. Dia pernah memimpin serangan di Indonesia Timur melawan Permesta (14 Mei 1958) menggunakan Mustang serta empat pembom B-25 Mitchell. Dia juga dipercaya menjabat Wakil II Panglima Komando Mandala merangkap Panglima AU Mandala pada masa Trikora.

Dalam operasi tempur perebutan Irian Barat tahun 1962, Leo menjadi Jenderal pertama yang menginjakkan kakinya di bumi Irian Barat. Dia dikenal rekan-rekannya sangat tekun dan serius dalam mengemban tanggung jawab. "Kalau perlu dia tidak tidur sampai tiga hari," kenang Kolonel (Pur) Suparno, mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara yang pernah melayani Leo. Sebagai penerbang ada yang mengatakan, dia sangat menyatu dengan udara. Kalau dia terbang, semua untuk dia. Leo terbang tidak lagi dengan raganya, tapi dengan jiwanya.

Sebelum mengundurkan diri dari dinas militer tanggal 15 Agustus 1971 sebagai Marsekal berbintang dua, Leo yang ditangan kanannya suka memakai gelang akar bahar, pernah menjadi Panglima Komando Operasi AURI (1963), Panglima Komando Pertahanan Udara (1966), anggota MPRS (1966), dan Deputi Operasi/ Panglima AU serta Duta Besar RI untuk Italia (1969).


Sang Petarung pun Tiada
Kesehatan Leo kemudian terus menurun. Diperparah lagi dengan gangguan asma yang akhirnya menghentikan perjalanan penuh seorang fighter pilot. Tepat tanggal 18 April 1976, Marsda (Pur) Leonardus Willem Johanes Wattimena, yang akrab di panggil Le, menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumahnya di kawasan Pasar Minggu. Leo Wattimena dimakamkan bersebelahan dengan Ignatius Dewanto di taman makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.


Artikel ini berasal dari sumber yang menukil dari majalah ANGKASA

Abdulrachman Saleh


seorang yang jujur
Diantara sahabatnya, Abdulrachman Saleh terbilang paling tua. Namun kelahiran 1 Juli 1909 di kampung Ketapang Jakarta ini, dikenal punya banyak keahlian. "Dia serba bisa dan jujur," kata Soejono. Soal kejujuran, dikisahkan Soejono ketika Maman (nama kecil Abdulrachman), berkunjung ke rumahnya di tahun 1940-an. Gara-gara ucapan Soejono "atur saja, mungkin satu gayung cukup untuk mandi", Maman benar-benar melakukannya. Jadi, diambilnya segayung air, lalu dengan sebuah gelas kecil diguyurkannya sedikit demi sedikit ke badannya. "Jujur sekali orang ini," aku Soejono.

Sebagai dokter, Mohammad Saleh yang dianugerahi sebelas putra, tidak pernah memaksakan putra kesayangannya ini menjadi dokter. Walau begitu, keahlian ini diambilnya juga. "Karena tidak ada sekolah lain saja," tutur Marsda (Pur) Abubakar Saleh (76), adik Abdulrachman. "Kalau bisa jadi insinyur, dia pasti jadi insinyur," tambah Abubakar. Pendidikannya sangat memadai, HIS, MULO, STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), AMS, dan GHS.

Perkenalan Abdulrachman yang karena keahliannya dalam ilmu faal dianugerahi civitas akademika Universitas Indonesia Bapak Ilmu Faal Indonesia pada tanggal 5 Desember 1958 dengan penerbangan, bermula dari keikutsertaannya dalam aeroclub di Jakarta. Menyusul kekalahan Jepang atas Sekutu, Abdulrachman bergabung pada kantor Radio di lapangan Gambir. Abdulrachman terlibat dalam penyiapan pemancar-pemancar ilegal, seperti di Salemba. Dinding kamarnya, aku Abubakar, dipenuhi tempelan kartu pos untuk membuktikan orang-orang yang berhasil dihubunginya lewat radio.

Setelah dirasanya siaran radio berjalan lancar, Abdulrachman mengundurkan diri dan bergabung dengan TRI untuk membentuk AURI. Sifatnya yang dinamis, periang, didukung kemampuan teknis dan intelektual yang baik, membuat Suryadarma terpukau dengan profil Abdulrachman. "Pak Abdulrachman itu punya wawasan lebih luas (dari yang lain-Red). Beliau selalu memberi pengarahan untuk look beyond the horizon," kenang Suharnoko. "Beda dengan Adi, Halim, atau Iswahyudi, Pak Abdulrachman lebih banyak berurusan dengan masalah organisasi dan teknik pemeliharaan pesawat," tambah Suharnoko.

Di AURI, Abdulrachman bertemu dengan bekas muridnya semasa di sekolah kedokteran, Adisutjipto, yang sekarang justru jadi instruktur sekaligus komandannya di sekolah penerbang. Yang menarik, tak jarang sebelum terbang Abdulrachman memperbaiki dulu pesawatnya. Adisutjipto sendiri yang mengajarkannya menerbangkan Cureng.

Ketika menerbangkan Hayabusha sebagai test pilot di Malang, Abdulrachman yang dipanggil Karbol Krullebul, bahasa Belanda yang berarti di rambut ikal pernah hampir celaka. Ceritanya, pesawat yang diterbangkan tidak mau mengudara, tapi dipaksanya terus. Sambil menyebut nama anak-anak dan istrinya, "Good bye Panji, Triawan, Tuti", Karbol menarik throtlle kuat-kuat. Akhirnya pesawat naik, hanya beberapa sentimeter dari pucuk pohon jati.

Walau sudah menjadi instruktur penerbang AURI, dunia edukasi belum bisa ditinggalkannya. Status pengajar di sekolah kedokteran tingkat I dan II di Klaten, tetap dilakoninya. Di sini uniknya. Kalau mau mengajar, dia berangkat dengan menerbangkan Hayabusha. Namun sebelum mendarat, "Biasanya dia nyambar kampusnya dulu, baru landing, dan naik sepeda motor ke kampus," jelas Abubakar. Ditambahkan Abubakar, Abdulrachman juga menggemari dunia otomotif. Dalam sebuah perlombaan di Jawa Barat, Abdulrachman mengantongi juara pertama dan memperoleh hadiah sebuah jam tangan bertuliskan FIAT.

Pergaulannya luas. Tidak hanya dikenal di kalangan penerbangan, radio, dan kedokteran, Bung Karnopun termasuk sohibnya. Pernah tanpa bisa menolak, Bung Karno naik sepeda motor BMW berdua Abdulrachman untuk makan sate di alun-alun kota Malang. Peristiwa unik berbarengan rapat Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), itu diceritakan Karbol ke Abubakar. "Mulanya Soekarno menolak, karena takut dikenali. Tapi saya kasih dia kacamata hitam dan topinya saya buka," cerita Karbol seperti ditirukan Abubakar. Hingga saat Abdulrachman gugur bersama Adisutjipto di Yogyakarta, Bung Karno tidak bisa menahan air matanya.

Sejak 17 Agustus 1952, nama penggemar fotografi yang karena hobinya membuat direktur asramanya pernah berkirim surat ke ayahnya untuk mengetahui apakah sang ayah sadar betapa besar uang dikeluarkan Abdulrachman untuk fotografi, diabadikan menggantikan nama Lanud Bugis, Malang. Pangkat putra kedua sebenarnya ketiga karena kakaknya meninggal dari sebelas bersaudara ini, dinaikkan menjadi marsekal muda.

diabadikan sesuai namanya

Putra pertamanya Panji, mengikuti jejak sang ayah. Namun Tuhan bicara lain. Letkol (Pnb) Panji, penerbang MiG-21, gugur di depan mata keluarganya sendiri ketika sebuah pesawat ringan yang ditumpanginya, jatuh di Lanud Hussein Sastranegara, Bandung. Sementara anak keduanya diberi nama Triawan (Tri dari Tentara Republik Indonesia, TRI, dan awan), putra yang pernah dibawanya dari Madiun ke Malang karena harus pindah dinas. Caranya hebat. Triawan ditidurkannya di sebuah koper, lalu diterbangkannya dengan Cureng.

Angkasa online, forum detik

Adisutjipto


muda dan berkarir
Marsekal Muda (Pur) Agustinus Adisutjipto akrab dipanggil Cip namun kemudian rekan-rekannya memanggilnya Pak Adi merupakan putra pertama dari lima bersaudara buah perkawinan Roewidodarmo dan Latifatun.

Sebagai sulung dari empat bersaudara yang semuanya laki-laki, Adisutjipto adalah kakak yang baik. "Saya tidak pernah melihatnya marah, dia pendiam dan tenang," kenang Sudarjono, adik ketiga Pak Cip. Jika berangkat sekolah, Sudarjono selalu diboncengi dengan sepeda oleh Adisutjipto. "Dia ngemong sekali," aku Sudarjono.

Adisutjipto, kelahiran Salatiga 3 Juli 1916, sangat gemar bermain sepakbola, naik gunung, tenis dan catur. Intelektualitasnya terasah lewat hobinya membaca buku-buku kemiliteran dan filsafat. Pribadinya dikenal pendiam, namun sangat reaktif bila harga dirinya terinjak.

Pernah dalam satu pertandingan sepakbola, terjadi insiden kecil menjurus tawuran massal. Cip kecil malah menghindar. Dipilihnya hari yang tepat, ditantangnya jagoan lawan duel ala koboi di sebuah lokasi yang ditentukan. Tidak jelas siapa yang kalah atau menang. Konon, sejak "duel maut" itu, mereka akrab.

Lulus dari Hollands Inlandsche School (HIS, 1929), Adisutjipto melanjutkan ke MULO Institut Saint Louis di Ambarawa (1933). Virus airmanship mulai menggerogotinya. Keinginan menjadi penerbang, mulai kerap mengganggu tidurnya. Hingga satu hari, dicurahkannya isi hatinya kepada ayahnya untuk masuk Militaire Luchtvaart Opleidings School (MLOS), Sekolah Pendidikan Penerbang Militer Hindia Belanda di Kalijati. Ayahnya yang mantan penilik sekolah, rupanya tidak bisa memahami keinginan Cip menjadi penerbang. Sang ayah merasa lebih tenang bila anaknya menjadi dokter. Karena desakan ayahnya, Cip masuk AMS (Algemene Middelbare School) di Semarang. Dasar pintar, Cip lulus dengan predikat baik sekali (1936). Lagi, Cip memohon kepada ayahnya. Kali ini dia desak ayahnya agar diijinkan melanjutkan ke Koninklijke Militaire Academi di Breda, Belanda. Sayang, darahnya "merah", bukan "biru" satu hal yang tidak mungkin kala kecuali bangsawan. "Jadilah dokter. Berilah contoh yang baik kepada adik-adikmu," tutur sang ayah.

Apa boleh buat, Cip terpaksa sekolah di Geneeskundige Hooge School (GHS), Sekolah Tinggi Kedokteran, Jakarta (1939). Cita-cita jadi penerbang yang sudah diubun-ubun kepalanya, membuat Cip sedikit nekad. Disela-sela perkuliahan inilah, Cip mendaftarkan diri ke MLOS. Tapi, pikirnya dalam hati, bagaimana jika orang tuanya mengetahui. Akal punya akal, dibantu teman-teman kampusnya, dikirimnya surat kepada residen Semarang, asisten residen Salatiga, serta patih Salatiga. Isinya, mohon bantuan membujuk ayahnya agar mengijinkannya masuk MLOS.
rekan
Agustinus Adisutjipto bersama HMSoedjono
Begitulah. Adisutjipto menjadi kadet MLOS, hingga diwisuda sebagai calon penerbang (vaandrig pilot) tahun 1941 dengan kualifikasi groot militaire brevet (GMB) atau penerbang kelas satu dari sepuluh penerbang, hanya dua orang mengantongi GMB, satunya Sambudjo Hurip yang kemudian gugur bersama pesawat B-10 Glenn Martin ketika terjebak perang udara dengan Jepang di Semenanjung Malaya, 19 Januari 1942. Di tempat yang sama pula Adisutjipto berkenalan dengan Suryadi Suryadarma, seorang perwira lulusan Breda yang tengah mengikuti pendidikan ML.

Ketika Jepang mendarat Maret 1942, peta penerbangan Hindia Belanda berubah. Adisutjipto yang ketika PD II pecah ditempatkan di skadron intai di Jawa beserta rekan-rekannya seperti Sujono, Sulistyo, dan Husein Sastranegara, tidak pernah lagi terbang. Semua yang berbau Belanda dimusnahkan. Untuk mengisi kekosongan, Cip bekerja di perusahaan angkutan bus milik Jepang.

Sejak pekik kemerdekaan berkumandang 17 Agustus 1945, satu demi satu muncul berbagai tuntutan. Termasuk penerbangan militer. Suryadarma bertindak cepat. Para eks penerbang AU Hindia Belanda, seperti Adisutjipto, dipanggilnya. Berbagai langkah konsolidasi, mulai dari mengumpulkan ratusan pesawat sampai mengupayakan perbaikan pesawat-pesawat peninggalan Jepang, diambil.

Usaha Suryadarma langsung berbuah. Buktinya, Adisutjipto berhasil menerbangkan pesawat Nishikoren dari Cibereum ke Maguwo, 10 Oktober 1945. Peristiwa ini tercatat sebagai penerbangan pertama di wilayah RI merdeka oleh awak Indonesia. Tujuhbelas hari kemudian, kembali Adisutjipto membakar semangat perjuangan dengan menerbangkan pesawat Cureng bertanda merah putih. Peristiwa ini mengukir lagi catatan sejarah, sebagai penerbangan berbendera merah putih pertama di tanah air.

Banyak sortie diikuti Adisutjipto dalam penerbangan ujicoba ke berbagai tempat. Di saat bersamaan, kebutuhan penerbang mulai terasa. Untuk itulah, 1 Desember 1945, Suryadarma memerintahkan membentuk sekolah penerbang di Maguwo, Yogjakarta. Adisutjipto ditunjuk sebagai kepala sekolah. Sementara Iswahyudi dan Imam Suwongso Wirjosaputro, dipercaya sebagai instruktur.

Sembilan April 1946, AURI diresmikan sebagai angkatan yang mandiri. Pimpinan dipercayakan kepada Komodor Suryadi Suryadarma. Wakil I dipegang Komodor Sukarnen Martokusumo, sementara Komodor Adisutjipto dipercaya sebagai wakil II.

Belanda belum puas. Perang kembali pecah (Agresi I). Berbarengan, Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh diperintahkan ke India mengambil bantuan obat-obatan dari palang merah internasional, termasuk mencari instruktur sekolah penerbangnya. Keberangkatan pesawat Dakota ini, mendapat publikasi luas dari media massa dalam dan luar negeri. Penerobosan blokade udara Belanda menuju India dan Pakistan berhasil dilakukan tapi pada tanggal 29 Juli 1947, ketika pesawat berencana kembali ke Yogyakarta, harian "Malayan Times" memberitakan bahwa penerbangan Dakota VT-CLA sudah mengantongi ijin pemerintah Inggris dan Belanda. Suryadarma-KSAU AU kala itu-pun diberitahu.

Senja itu, Suryadarma baru saja tiba dengan mobil jip-nya di Maguwo bersama putranya Erlangga. Di ujung cakrawala, terlihat pesawat Dakota VT-CLA melakukan approach. Para penumpangnya, Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, AN Constantine (pilot), R Hazelhurst (ko-pilot), Adisumarmo Wiryokusumo (engineer), Bhida Ram, Nyonya Constantine, Zainal Arifin (wakil dagang RI), dan Gani Handonocokro, tentu bahagia karena sesaat lagi akan mendarat. Begitu juga Sudarjono yang lagi piket, akan bertemu dengan kakaknya.

Sekonyong-konyong, muncul dua pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda dari arah utara yang langsung memberondong Dakota, pesawat sipil yang jelas-jelas membawa bantuan. Pesawat kehilangan ketinggian, melayang kencang dan menyambar sebatang pohon hingga badannya patah menjadi dua bagian. Begitu pesawat terhempas ke tanah, langsung terbakar. Suryadarma dan semua orang penunggu, berlarian ke arah pesawat naas.

Tak terbayangkan terpukulnya Suryadarma. Di depan matanya, terjadi pembunuhan terhadap anak buahnya. Sudarjono mencoba menembus kerumunan. "Saya hanya menemukan tas milik Mas Cip," tuturnya. Masih menurutnya, keadaan jenazah Adisutjipto utuh dan gampang dikenali. "Hanya pergelangan kakinya yang patah, sepertinya bagian dalamnya yang kena," jelas Sudarjono, purnawirawan mayor penerbang AURI.

jatuh ditembak belanda
Bnagkai dakota
Peristiwa heroik ini, diperingati TNI AU sebagai hari Bakti TNI AU sejak tahun 1962. Almarhum dimakamkan di pemakaman Katolik Kuncen Yogyakarta. Karena jasa-jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi marsekal muda. Dan sejak 17 Agustus 1952, namanya diabadikan menjadi Lanud Adisutjipto (menggantikan Lanud Maguwo). Dari pernikahannya dengan Rahayu, Adisutjipto dianugerahi seorang putra.

bandara yogyakarta
Namanya pun diabadikan

Iswahyudi


Lahir di Surabaya tanggal 15 Juli 1918, Iswahyudi merupakan kadet pertama sekolah penerbang Adisutjipto. Hanya membutuhkan waktu tiga minggu, Iswahyudi sudah mampu menerbangkan pesawat di Panasan, Solo. Lalu pada tanggal 23 April 1946, bersama penerbang lainnya terbang cross country dari Maguwo - Jakarta - Gorda - Teluk Betung - Branti. Penerbangan heroik ini dilakukan menggunakan pesawat Cukiu. Lantas pada tanggal 10 Juli 1946, bersama Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, Husein Sastranegara, dan Imam Suwongso Wirjosaputro, melakukan terbang formasi lima pesawat Cureng dari Maguwo ke Tasikmalaya.

Ketika untuk pertama kali pesawat Dakota VT-CLA mendarat di Maguwo (1947), Iswahyudi dan Adisutjipto menjadi orang pertama yang memperoleh kesempatan menerbangkan pesawat tersebut. Hanya butuh waktu tiga hari, putra pasangan Wirjomihardjo dan Issumirah sudah mampu menerbangkan pesawat tersebut dengan baik.

Karena dedikasinya yang tinggi, anak kedua dari sembilan bersaudara ini ditunjuk sebagai Komandan Lanud Maospati, Madiun. Tentu Iswahyudi tidak ragu mengemban jabatan, karena dia dikelilingi orang-orang yang tak kalah hebat pengabdiannya: Wiweko Soepono dan Nurtanio. Masih di tahun 1947, sekali lagi Suryadarma mempercayakan jabatan komandan lanud kepada Iswahyudi. Kali ini lebih jauh, Dan Lanud Gadut Bukittinggi.

Bakatnya besar sebagai penerbang. Sebelum masuk Kalijati, peniup saksofon dan pribadi yang dikenal ramah ini sempat mengikuti perkuliahan calon dokter di Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Surabaya. Bahkan menurut buku "Mengenang Pahlawan Angkasa" (1967), Iswahyudi sudah mencapai tingkat IV ketika menjadi kadet Vrijwillige Vliegers Corps (VVC), Korps Penerbang Sukarela, Kalijati.

Iswahyudi yang dikenal Soejono di Tanjung Priok waktu akan diungsikan ke Australia, saat Jepang menduduki Hindia Belanda sudah mengantongi brevet penerbang dari Kalijati lapangan terbang yang dibeli pemerintah Hindia Belanda dari NV Pamanukan en Ciasem lander seharga satu gulden pada tahun 1915. Selama pelarian di Australia, kemampuan terbangnya diasahnya di pendidikan lanjutan Sekolah Penerbang Australia. Namun menurut Suharnoko Harbani, selama pendudukan Jepang, pernah Iswahyudi disusupkan ke Jawa sebagai mata-mata Sekutu.

Soal yang terakhir diduga Soejono, benar. Karena sebelum mereka diungsikan ke Amerika, intelijen Sekutu menanyai pelarian asal Indonesia untuk diminta jadi mata-mata. "Makanya dalam perjalanan dari Melbourne ke San Fransisco, ketika singgah di Perancis, saya nggak lihat Iswahyudi," tutur Soejono. Wajar kalau kemudian, Iswahyudi pura-pura tidak pernah bertemu Soejono ketika Wiryosaputro memperkenalkan Soejono yang berdiri di hadapannya. Sambil tertawa Soejono menceritakan peristiwa di hotel Tugu Yogjakarta itu, dimana semenit kemudian Iswahyudi berbisik di telinganya, "Jangan bilang-bilang dong, nanti Suryadarma tahu."

Dilihat kemampuan terbangnya, tak salah kala Adisutjipto dipercaya membuka sekolah penerbang di Maguwo, Iswahyudi juga Wirjosaputro, lulusan Kalijati ditunjuk menjadi instruktur. "Pak Iswahyudi dan Pak Wiryo yang mengajar kita. Mas Cip, kan kepala sekolah, jadi biasanya hanya cek terakhir saja," jelas Sudarjono yang menjadi satu dari 28 kadet pertama sekolah penerbang Adisutjipto.

Gugurnya Iswahyudi di Tanjong Hantu, benar-benar pukulan berat bagi Suryadarma. Karena di saat membutuhkan orang-orang berkemampuan tinggi, justru Tuhan berkehendak lain. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, nama almarhum diabadikan di Lanud Iswahyudi, Madiun, dimana dulu Iswahyudi sendiri menjadi komandannya (Lanud Maospati). Pengukuhan itu dilakukan bertepatan Hari Pahlawan ke 15, 10 Nopember 1960.

Lanud Iswahyudi-skuadron 14
 angkasa online, wikipedia

Halim Perdanakusuma - Mengenal Lebih Dekat Pilot-Pilot Terbaik Indonesia


pilot terbaik indonesia
Abdul Halim Perdanakusuma lahir 22 Nopember 1922, dari Putra Haji Abdul Gani Wongsotaruno, patih Sumenep, Madura. Menyelesaikan pendidikan sekolah Pangreh Praja (MOSVIA) 1938. Selepas dari MOSVIA, Halim mengikuti wajib militer Belanda.

Halim mendapat pendidikan opsir torpedo di Surabaya. Tapi begitu Jepang menduduki Jawa (1942), Belanda dipukul telak. Sisa-sisa armadanya mundur ke Australia. Sialnya, kapal yang ditumpanginya kepergok pesawat Jepang di perairan Cilacap dan langsung dibombardir. Namanya belum ajal, Halim yang terapung-apung di laut lepas diselamatkan oleh sebuah kapal Inggris. Untuk selanjutnya dibawa ke Australia dan terakhir di India.

Di India ini nasib Halim ditentukan. Tanpa sengaja, Panglima Armada Inggris di India Laksamana Mounbatten, melihat lukisan dirinya di kamar Halim. "Siapa yang melukis," tanya Mounbatten. "Saya," jawab Halim yang memang piawai melukis. Saking respeknya kepada Halim hingga suatu hari Mounbatten menawarkan pendidikan militer di Inggris. Dengan cerdik Halim menawar. "Bagaimana kalau bagian udara."

Atas rekomendasi Mounbatten, Halim diterbangkan ke Gibraltar, selanjutnya ke Inggris. Halim kemudian dikirim ke sekolah AU Kanada (RCAF). Di negeri "asing" itulah, Halim memulai karirnya sebagai navigator sejak 1943.

Ketika kembali ke induk pasukannya MLD dengan pangkat RAF Flight Lieutenant (Kapten Udara) dan terlibat dalam puluhan misi, Halim dianggap juru selamat yang digelari The Black Mascot, jimat hitam. Kenapa? Karena dari setiap misi yang diikutinya, selalu kembali selamat dengan hasil gemilang. Anak Madura ini sangat disegani sebagai navigator. Halim aktif dalam 44 serangan udara terhadap Perancis dan Jerman sampai Perang Dunia II usai.

Menjelang akhir 1945, tentara Sekutu mendarat di Jakarta. Disinilah, seorang perwira AU Inggris berkulit sawo matang terlihat di antara tentara Inggris. Namanya Halim Perdanakusuma. Kedatangannya menyita perhatian tentara republik. Berkulit gelap, tapi tentara Inggris. Perihal kecurigaan itulah, esoknya Halim ditahan tentara republik di Kediri. (ternyata Halim disersi begitu tiba di Jakarta dan, sepertinya, dalam perjalanan ke Kediri tertangkap TRI), namun dilepas melalui surat sakti Menteri Pertahanan Amir Syarifudin.

Suryadarma -Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 1946 hingga 1962- yang mengetahui keberadaan Halim di Sumenep setelah dibebaskan, segera memerintahkan ajudannya Kapten Udara Arifin Marzuki mencaritahu keberadaan Halim seraya menyampaikan maksud Suryadarma agar Halim bersedia membantu Angkatan Perang RI yang masih "bayi".

Halim mulai aktif menyiapkan perubahan TRI Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara RI. Beberapa penerbangan ujicoba diikutinya. Sebutlah pada 23 April 1946, tiga pesawat Cureng mendarat di Kemayoran. Kemudian ke Sumenep dan Malang, yang dilakukan secara formasi bersama Perwira Udara I Sujono dari tanggal 21 - 26 Mei.

Pengalamannya sebagai mantan perwira RAF, dimanfaatkan betul oleh Suryadarma, terutama dibidang operasi. Juga dalam perundingan-perundingan dengan AU Inggris, Komodor Halim selalu terlihat mendampingi Suryadarna. Panglima Besar Jenderal Sudirman dengan yakin, selalu menanyakan perkembangan AURI kepada Halim.

Gugurnya Adisujipto, tak pelak membuat Suryadarma kehilangan besar. Jabatan yang lowong harus diisi oleh seorang perwira berpengalaman, dedicated, seperti Adisutjipto. Pada bagian inilah puncak karir Halim, ketika dipercaya menjadi Wakil KSAU II menggantikan Adisutjipto.

24 Agustus 1947 Halim diperintah menjabat Komandemen AURI Sumatera dengan tugas menyiapkan angkatan udara di Sumatera bersama Opsir Udara I Iswahyudi. Penyiapan ini diambil sebagai emergency plan jika Jawa lumpuh akibat agresi Belanda. Basis didirikan di Bukittinggi. Lapangan terbang Gadut dihidupkan, dengan Iswahyudi sebagai komandan.

Halim Perdana Kusuma gugur ketika pesawat Avro Anson Mk 19 Series 1 yang di kemudikan oleh Iswahyudi dan dinavigatori-nya jatuh di pantai Lumut, Tanjong Hantu, Malaysia tanggal 14 Desember 1947. Tidak diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut, namun diduga karena cuaca buruk atau ditembak. Ketika itu ia ditugaskan untuk membawa senjata dari Thailand. Bangkai pesawat ditemukan, hanya jasad Halim yang ditemukan tapi jasad Iswahyudi dan senjata-senjata yang dibeli dari Thailand tidak pernah ditemukan.

Jenazahnya dimakamkan di Teluk Murok, Malaysia. Masyarakat setempat yang sudah menganggapnya sebagai pahlawan, sempat keberatan ketika jenazahnya di pindahkan ke TMP Kalibata, 10 November 1975. Halim Perdana Kusuma gugur dalam usia yang masih sangat muda yaitu 25 tahun.

bandara internasional indonesia
Seperti inilah namanya diabadikan
Sebagai pribadi, Halim simpatik. "Orangnya periang, gagah, dan teman yang bisa diandalkan," jelas Marsdya (Pur) Hasan Muhammad Soejono. Tak heran ketika kembali ke induk pasukannya MLD dengan pangkat RAF Flight Lieutenant (Kapten Udara) dan terlibat dalam puluhan misi, Halim dianggap juru selamat yang digelari The Black Mascot, jimat hitam. Kenapa? Karena dari setiap misi yang diikutinya, selalu kembali selamat dengan hasil gemilang. Anak Madura ini sangat disegani sebagai navigator. Halim aktif dalam 44 serangan udara terhadap Perancis dan Jerman sampai Perang Dunia II usai.

wikipedia, forum detik

Sekilas Kekuatan Armada Kapal Selam Rusia di Tahun 2012

Angkatan Laut Rusia memiliki armada sekitar 60 kapal selam bertenaga nuklir dan diesel-listrik. Enam puluh kapal selam ini termasuk diantaranya 10 kapal selam strategis bertenaga nuklir, lebih dari 30 kapal selam serang bertenaga nuklir, kapal selam diesel-listrik dan kapal selam misi khusus.
Kapal selam Delta-III dan Delta-IV menjadi tulang punggung armada kapal selam strategis Rusia. Mereka masing-masing membawa 16 rudal balistik dengan hulu ledak ganda, dan fitur elektronik canggih dan pengurangan kebisingan.
Akula

Kapal selam Dmitry Donskoy telah dimodernisasi untuk platform uji rudal "Bulava" baru Rusia. Dua kapal selam lain, Arkhangelsk dan Severstal, tetap menjadi cadangan di sebuah pangkalan angkatan laut di Severodvinsk di utara Rusia. Mereka kemungkinan besar akan dimodernisasi untuk membawa generasi baru rudal jelajah berbasis laut untuk mengimbangi kapal selam AS kelas Ohio.

Rusia telah memulai uji coba kapal selam strategis kelas Borey bertenaga nuklir pertama, yang akan dilengkapi dengan rudal balistik Bulava berbasis laut. Kapal selam Yury Dolgoruky dibangun di pabrik Sevmash di Rusia utara.

Panjang kapal selam ini adalah 170 meter, memiliki diameter 13 meter dari lambung, kru 107, termasuk 55 perwira, kedalaman maksimum 450 meter dan kecepatan selam sekitar 29 knot . Kapal selam ini dapat membawa sampai 16 rudal balistik dan torpedo. Dua kapal selam nuklir kelas Borey lainnya, Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh telah selesai pada tahun 2009 dan 2011. Rusia berencana untuk membangun total delapan kapal selam kelas ini pada tahun 2015.
Nerpa

Armada kapal selam serang bertenaga nuklir Rusia terdiri dari kapal selam kelas Oscar II dan Akula. Masing-masing kapal selam dilengkapi dengan 24 SS-N-19 Shipwreck rudal jelajah jarak jauh anti-kapal. Sebuah kapal selam serang generasi keempat bertenaga nuklir dari kelas Graney dikirim ke Angkatan Laut Rusia pada 2010. Kapal selam Severodvinsk menggabungkan kemampuan untuk meluncurkan berbagai rudal jelajah jarak jauh (hingga 3.100 mil) dengan hulu ledak nuklir, dan secara efektif dapat menenggelamkan kapal selam dan kapal perang permukaan musuh.

Kapal selam diesel-listrik di Angkatan Laut Rusia diwakili oleh kapal kelas Kilo. Mereka secara bertahap akan digantikan oleh Proyek 667 kapal selam kelas Lada. Sub fitur lapisan anti-sonar baru untuk lambung, daya jelajah diperjauh, dan persenjataan anti-kapal dan anti-kapal selam canggih, termasuk sistem rudal jelajah Klub-S. Kapal selam pertama dari kelas Lada, bernama St. Petersburg, saat ini sedang menjalani uji coba laut.
Dmitry Donskoy

Kapal selam kelas Lada yang kedua, Kronshtadt, merupakan yang pertama dalam seri produksi, juga sedang dibangun di galangan kapal St. Petersburg Admiralty dan telah beroperasi di tahun 2009. Kapal selam yang ketiga, diberi nama Sevastopol diluncurkan pada tahun 2010. Sumber itu juga mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia juga memiliki kapal selam "misi khusus", beberapa dirancang untuk pengujian teknologi baru dan persenjataan. Beberapa sumber terbuka lainnya sebelumnya menginformasikan adanya kapal selam diesel-listrik Proyek 20120 B-90 Sarov, yang memiliki reaktor nuklir sebagai pembangkit listrik tambahan.

Kapal ditugaskan pada tahun 2007 dan digunakan oleh Armada Utara Rusia sebagai mata-mata kapal di perairan utara.

Peluru Ini Dapat Mengenali Sasaran (Peluru Pintar)


dapat mengenali sasaran
Inilah dunia militer, perkembangan teknologinya sangat cepat. Semua berlomba-lomba untuk menjadi yang "tercanggih". Peluru ini menggunakan semacam sirip kecil untuk mengarahkan penerbangan hingga mengenai target yang diterangi sinar laser. Tebak, siapa yang buat? salah.... bukan Indonesia, tapi Amerika Serikat hehe.... hoaaamm

Peluru ini dirancang untuk mampu mengenai benda-benda hingga radius dua kilometer. Namun hasil uji coba prototipe peluru menunjukkan akurasi terbaik dijumpai pada jangkauan jarak yang lebih jauh. Proyek pembuatan peluru dilakukan oleh anak perusahaan kontraktor pertahanan Lockheed Martin yang berbasis di Albuquerque atas nama pemerintah Negeri Paman Sam. Tim yang mengotaki pembuatan peluru mengatakan teknologi terbaru ini cocok digunakan bagi para penembak jitu. Tetapi mereka khawatir jika peluru canggih ini kelak dipasarkan untuk umum.

Prototipe peluru yang saat ini dikembangkan berupa peluru berukuran 10 sentimeter yang memiliki sensor optik pada bagian ujungnya untuk mendeteksi laser. Informasi yang ditangkap melalui sensor optik kemudian diolah dan digunakan untuk menggerakkan motor mini yang ada di dalam peluru. Motor mini berfungsi menyetir sirip kecil pada bagian luar peluru, mengubah dan mengarahkan jalan peluru ke sasaran yang dituju. "Kita bisa melakukan koreksi 30 kali per detik. Itu berarti kami bisa sangat tepat sasaran," kata peneliti peluru Red Jones.

Tim peneliti telah menggelar baik uji lapangan maupun simulasi komputer untuk mengetahui kemampuan peluru. Kendati menyebut pembuatan peluru masih sebatas rekayasa teknologi, tapi mereka semakin percaya diri memasarkan peluru tersebut ke pasar. Para ahli mengatakan akan ada permintaan besar untuk inovasi di medan perang.

"Salah satu keberhasilan besar di Libya adalah bahwa akurasi dari amunisi yang digunakan jauh lebih tinggi dari yang dikampanyekan sebelumnya," kata Elizabeth Quintana, peneliti senior di Royal United Services Institute seperti dikutip BBC. Quintana mengatakan, 97 persen senjata Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengenai target mereka yang berukuran sekitar 2 meter, tapi hanya dapat dicapai menggunakan amunisi udara. "Ini akan menjadi revolusi untuk pasukan darat, dan dapat membantu mengurangi korban sipil dalam konflik di masa depan," kata dia menambahkan.

Tidak seperti peluru kebanyakan, prototipe peluru bersirip ini mampu terbang seperti sebuah anak panah. Peluru senapan berkaliber kecil biasanya berputar pada level lebih dari 2.000 putaran per detik untuk menstabilkan jalur terbang dan memaksimalkan kecepatan.

Pengujian dengan mesiu yang tersedia secara komersial menunjukkan bahwa peluru bersirip mampu melesat dengan kecepatan lebih dari dua kali kecepatan suara, yakni sekitar 800 meter per detik. Namun kecepatan tersebut masih di bawah standar kecepatan peluru yang dipatok militer.

Kendati demikian, para peneliti yakin dapat meningkatkan kecepatan peluru jika disesuaikan dengan bubuk mesiu yang digunakan. Lalu, siapa saja yang nanti diperbolehkan menggunakan peluru canggih tersebut? Ini menjadi kendala lain yang harus dihadapi para peneliti yang mengembangkan peluru bersirip. Mereka harus mengkaji siapa saja yang dapat mengakses dan memanfaatkan peluru tersebut agar tidak disalahgunakan.

Para pengamat industri senjata mengatakan, pelanggan potensial yang bakal menggunakan peluru bersirip antara lain pihak militer, aparat penegak hukum, dan pemburu. "Masyarakat mungkin tidak nyaman dengan implikasi bahwa semua orang dapat menembakkan peluru tanpa perlu membidikkan ke target. Anda juga bisa melihat peluru ini dapat dimiliki dan digunakan teroris," kata Quintana.

Menurut Quintana, pemerintah sebaiknya membatasi akses publik terhadap teknologi peluru canggih semacam ini. "Tapi teknologi itu akan sangat berguna untuk penegakan hukum, terutama menghadapi situasi penyanderaan," ujar dia.

 Tempo.co - BBC NEWS

11 Kendaraan Militer Paling Unik Di Dunia

Biasanya kita cuma sering melihat tank, panser dan juga Armored Personnel Carriers. Berikut adalah 11 daftar dari kendaraan-kendaraan militer unik di dunia yang tidak biasanya kita lihat sehari-hari atau bahkan di media massa.

1. Kendaraan Lapis Baja M60A1-Launched Bridge (AVLB)

AVLB M60A1 digunakan untuk digunakan sebagai jembatan yang dapat berpindah dengan menggunakan sistem scissor. Panjang Maksimal jembatannya adalah 18 meter.


2. Kendaraan Lapis Baja Trojan

Kendaraan lapis baja trojan adalah sebuah mesin pencari yang unik yang dioperasikan oleh Royal Engineers Angkatan Darat Inggris. Selain digunakan sebagai kendaraan basis perlindungan yang efektif, kendaraan ini juga biasa digunakan sebagai kendaraan pembersih ranjau darat. Dilengkapi dengan senapan mesin 7,62 untuk menanggulangi ancaman darat dan udara. Kecepatannya mencapai 59km/jam.


3. Engin de Franchissement de l'Avant

Digunakan oleh militer angkatan darat Perancis. Selain sebagai basis perlindungan, fungsi utamanya adalah sebagai jembatan atau juga feri.


4. M3 Amfibi RIG

Sebuah kendaraan amfibi yang unik yang digunakan sebagai jembatan atau proyeksi bagi tank dan kendaraan konvensional lainnya dalam menangani hambatan air. Kecepatan maksimumnya 80km/jam di darat dan 14 km/jam di air.


5. Wolverine M104 Heavy Assault Bridge

Juga digunakan sebagai jembatan pada operasi-operasi militer. Memiliki perangkat komunikasi yang canggih untuk dapat tetap berhubungan dengan pusat komando bahkan dari jarak yang sangat jauh.


6. Landing Craft Air Cushion (LCAC)

LCAC digunakan sebagai kapal pendarat oleh Angkatan Laut AS untuk mengangkut senjata, peralatan dan elemen serangan lainnya. Kendaraan unik juga digunakan oleh angkatan laut Jepang. 
Panjangnya 87 kaki 11 inci atau sekitar 26,4 meter dengan kecepatan maksimal 74 km/jam. Cukup dioperasikan oleh 5 kru dan dilengkapi dengan 2 senapan mesin 12,7mm.



7. Expeditionary Fighting Vehicle (EFV)

EFV ini tergolong kendaraan militer baru yang masih dalam tahap pengembangan. DIrencanakan akan dipakai sepenuhnya pada 2015. Kendaraan lapis baja ini hanya digunakan oleh Korps Marinir AS.


8. Rhino Runner

Percayakah anda bahwa Rhino Runner ini adalah sebuah bus?. Rhino Runner merupakan bis lapis baja yang banyak digunakan di perang Irak sebagai transportasi yang aman kontraktor sipil dan juga personil militer. Juga digunakan secara elstensif untuk mengangkut tahanan pengadilan khusus Irak.


9. M270 Multiple Launch Rocket System (M270 MLRS)

M270 Multiple Launch Rocket System (M270 MLRS) sudah pernah digunakan dalam aksi perang Teluk dan perang Irak. Jumlah produksi kendaraan ini sudah mencapai 1300 an dan lebih dari 700.000 roket telah diproduksi. Sebagai sistem senjata, m270 MLRS ini cukup efektif dan praktis digunakan saat perang.


10. PTS Plavayushij Transportyor – Srednyj (PTS-M)

PTS-M adalah sebuah kendaraan transportasi amfibi yang digunakan oleh Uni Sovyet. Diperkenalkan pada tahun 1965. Selain digunakan Uni Sovyet, kendaraan ini juga digunakan oleh Mesir, Uruguay, Irak dan beberapa negara lain.


11. Armored CAT D9

Kendaraan lapis baja CAT D9 adalah sebuah buldozer lapis baja yang dioperasikan oleh militer Israel. Julukannnya adalah "Doobi" yang dalam bahasa Ibrani berarti "Boneka Beruang".

Jumlah Tank Soviet Sejauh Mata Memandang

Bangkai tank
Seandainya terjadi kiamat zombie yang membuat semua orang panik dan ketakutan, apakah Anda butuh tank untuk menghadapinya? Pergi saja ke fasilitas perbaikan kendaraan lapis baja Kharkov Ukraina di mana Anda dapat memilih sendiri ratusan tank Soviet seperti tank T-64s, T-72 dan T-80.

Ya, tank-tank tersebut tampaknya memang sengaja ditinggalkan begitu saja sejak runtuhnya Uni Soviet. Belum cukup uang untuk terbang ke Ukraina? Lihat foto-fotonya saja di bawah ini. Sepertinya jumlah tank-tank di foto di bawah ini bukanlah ratusan, tapi jumlahnya sejauh mata memandang.

Kalau saya sendiri terpikir untuk meng-kilo baja tank tank-tank ini, lalu saya jual kembali di pabrik untuk di daur ulang. Pasti bisnis yang menjanjikan ya he... Ok, nikmati saja foto-fotonya
Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Ukraina Uni Soviet

ukraina uni soviet

Ukraina Uni Soviet

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Ukraina Uni Soviet

Instalasi perbaikan tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Bangkai tank

Instalasi perbaikan tank

Bangkai tank

Ukraina Uni Soviet

Bangkai tank

Ukraina Uni Soviet

Ukraina Uni Soviet

Bangkai tank

Bangkai tank